(Bahaya) Anies Baswedan Jadi Antek Soeharto, Orba Bangkit Lagi


Anies Baswedan sepertinya belum yakin menang dan sangat berambisi untuk menang. Ia tentunya paham bahwa dalam Pilkada selalu ada hal yang mengejutkan. Lihat saja misalnya pada putaran pertama, dimana AHY lebih unggul dalam grafik survei, akhirnya disalip Anies dan persentase suara Anies juga tak terlalu jauh dengan Petahana.

Anies Baswedan juga tak sungkan melakukan hal-hal yang akhirnya ia khianati sendiri. Mencampakan Prabowo lalu berubah menyanjungnya. Begitu juga sikap ia pada Demokrat dan Jokowi. Mungkin Anies juga tidak menyukai era kepemimpinan Orba dengan Diktator terkorup yaitu Soeharto. Kemudian ia pun tak sungkan untuk merapat ke Cendana.

Jika Anies Baswedan jadi pemimpin. Maka akan sangat bahaya. Karena salah satu karakter pemimpin yang baik adalah konsisten dengan apa yang diucapkan dan dengan yang dilakukan. Memang dalam politik semua bisa berubah, namun bukan berarti harus menggadaikan idealisme bahkan mengobralnya secara terus menerus untuk sebuah kekuasaan.

Kita tentunya tahu, Rezim Orba dapat bisa kita katakan rezim kegelapan, demokrasi dicabik-cabik, banyaknya intimidasi, penculikan terhadap sejumlah aktivis, membungkam suara yang menyuarakan kebenaran, korupsi yang begitu massive, tunduk dan diam dengan asing, pelanggaran HAM yang ramai, kebebasan berpendapat, bahkan juga agama yang dijadikan alat politik.

1998 adalah puncak amarah rakyat dari semua lini terhadap diktator Soeharto, seperti buruh, kaum miskin kota, petani, mahasiswa, seniman, politisi, aktivis, dan berbagai gerakan turun ke jalan bersatu melawan rezim Orba karena benar-benar sudah muak dengan Soeharto. Bahkan tak takut sekalipun harus berhadapan dengan militer dan premanisme. Hingga melahirkan era reformasi.

Sampai hari ini, kita belum terdengar kalau Soeharto dianggap pahlawan Nasional. Tak perlu dijelaskan alasannya, karena kita semua tentu sudah mengetahuinya. Entah kenapa dengan Anies Baswedan, menjelang putaran kedua pertarungan Pilkada ia merapat ke Cendana (Soehartois).

Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan, menghadiri acara peringatan Supersemar di Masjid At Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Sabtu (11/3/2017). Anies menghadiri acara itu usai berkampanye dari pagi hingga sore hari.

Anies hadir dengan mengenakan koko putih dan celana panjang hitam. Saat turun di sisi Masjid At Tin pada pukul 18.30 WIB, Anies langsung disambut masyarakat. Mereka mengelu-elukan nama Anies sambil bertakbir.

Kedatangan Anies pun langsung dijaga ketat oleh sejumlah organisasi Islam seperti Front Pembela Islam (FPI). Mereka membentuk pengawalan sepanjang perjalanan Anies masuk ke pintu tamu VVIP di Masjid At Tin.

Sepanjang perjalanan, masyarakat yang penasaran dengan sosok Anies pun mencoba mendekati. Mereka berusaha mengabadikan Anies lewat foto dari telepon genggam.

Turut hadir pula Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Titik Soeharto, serta sejumlah tokoh agama lain seperti imam besar Front Pembela Islam Rizieq Shihab.

Gerakan radikal seperti FPI dan Cendana yang melukai Indonesia selama 32 tahun, dirangkul oleh Anies Baswedan. Yang lebih parah lagi mereka tidak bersuara ketika adanya penolakan mensholatkan jenazah hanya lantaran tidak mendukung mereka.

Di satu sisi, ini adalah bagian dari konsolidasi KEKUATAN keluarga Soeharto bersama Prabowo dan Rizieq untuk memenangkan Pilkada DKI. Di sisi lain, ini adalah bagian dari upaya membangkitkan kembali kejayaan Soeharto.

Supersemar sendiri adalah sebuah peristiwa penting dalam sejarah Indonesia.

Supersemar atau Surat Perintah Sebelas Maret adalah surat perintah yang diberikan Presiden Soekarno pada Soeharto (selaku Panglima Angkatan Darat) untuk menjaga kestabilan dan keamanan Indonesia pada 1966.

Dan sejarah juga mencatat bahwa Isi naskah asli Supersemar itu sendiri tidak diketahui karena sudah dinyatakan hilang.

Dengan bergabung ke acara peringatan Supersemar, Anies Baswedan tampak seperti mau mempertemukan elite-elite lama dan elite baru ormas radikal. Dengan ini semua dapat dikatakan Anies Baswedan mengkhianati perjuangan reformasi.

Warga Jakarta mari katakan “Tidak” untuk Anies Baswedan. Mana yang lebih baik, yang berani menentang sistem kolonial atau Anies yang didukung keluarga Soeharto (Diktator Terkorup) serta ormas fundamental.

sumber:seword.com

0 Response to "(Bahaya) Anies Baswedan Jadi Antek Soeharto, Orba Bangkit Lagi"

Post a Comment