“Cerdas”, Program Rumah 350 Juta Anies Sandi Justru Berpotensi “Mencekik” Rakyat Miskin, Begini Simulasinya

   newsviralidn.blogspot.com

Siapa yang bilang Anies asal bicara tentang rumah 350 Juta yang ada di Jakarta? Lagaknya saja kubu Ahok Djarot mengatakan hal ini tidak mungkin. Ada rumah 350 juta di Jakarta, bahkan bisa dibuat banyak. Kalian jangan merendahkan Anies dan Sandi di dalam program rumah 350 Juta yang sebelumnya bernama DP nol rupiah, DP nol persen, dan DP suka-suka.

Rumah ini terletak di daerah pedalaman Jakarta yang hanya dapat dilewati oleh motor. Sebetulnya rumah semacam ini banyak ditemukan hampir di seluruh pelosok Jakarta Utara, Timur, Barat, Selatan, dan Pusat. Banyak sekali gang-gang perumahan kecil yang di dalamnya terdapat banyak rumah yang dapat diakses oleh motor. Namun sayangnya rumah tersebut sudah banyak penghuninya tidak dijual dan banyak yang tidak bersertifikat.

Kendala Sertifikat Rumah Murah

Jadi jika Anies Sandi berhasil menemukan lokasi rumah-rumah murah yang masih kosong, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus kerja ekstra lagi untuk membuatkan sertifikat tanah dadakan, yang suatu saat bisa saja digugat oleh pemilik yang “iseng”, dan tiba-tiba akan menggugat Pemprov DKI.

Perkiraan Realisasi Program Rumah Murah

Masuk akal saja jika Anies Sandi ingin menjalankan program rumah murah ini. Tentu melalui penelusuran tim sukses Anies Sandi, mereka betul-betul sadar bahwa di Jakarta, banyak orang-orang ekonomi rendah yang tinggal di pemukiman gang sempit. Bisa saja demi menjalankan program rumah murah ini, ini yang mungkin akan dilakukan Pemprov DKI.

Begini Perkiraan Realisasinya..

Setelah berdiskusi dengan tiga teman saya yang juga berlatar belakang agen properti, tentu program rumah murah Anies Sandi sangat mungkin terealisasi. Kami sebut dengan “8 Langkah Menuju Kota Jakarta, Neraka Bagi Kaum Miskin”, bukan “Maju Kotanya, Bahagia Warganya” seperti yang Anies Sandi janjikan. Penjelasannya sebagai berikut:
Pertama, pemprov akan mencari warga miskin yang masih memiliki rumah.
Kedua, Pemprov membeli rumah orang-orang miskin yang sangat membutuhkan uang dengan harga di bawah 350 Juta.
Ketiga, mereka dengan terpaksa melepaskan rumah mereka untuk dibeli oleh Pemprov, yang kelak akan menjaminkan rumah itu kepada bank.
Keempat, Pemprov akan mencari warga yang diseleksi di dalam program rumah murah, agar dapat dibeli oleh orang-orang warga DKI Jakarta yang berpenghasilan 7 juta ke atas.
Kelima, secara logis, kaum miskin DKI yang memiliki harta rumah akan kehilangan rumah karena diiming-imingi oleh uang ratusan juta
Keenam, mereka akan kesulitan mencari rumah dengan modal di bawah 350 juta
Ketujuh, akan banyak warga miskin yang terlantar dan tidak dapat membuka usaha, selain OK OCE yang digagas oleh wakil gubernur Sandiaga Uno
Kedelapan, warga miskin tersebut akan selamanya bergantung kepada Pemprov DKI, dan akan dipaksa memilih pada periode kedua.

Mungkin analisis kami berempat ini merupakan analisis yang mengerikan jika dibayangkan. Terbuka sekali kemungkinan 10 tahun Anies Sandi akan berkuasa di Jakarta dengan kesenjangan sosial yang semakin tinggi. Berbeda sekali dengan apa yang Ahok lakukan untuk menurunkan angka kesenjangan sosial. Jangan sampai orang miskin termakan isu bahwa “Ahok tidak memikirkan orang miskin dan hanya pro pengembang”. Justru terbalik!


Dari analisis ini, sangatlah terbuka kemungkinan orang-orang marginal tergeser dari Jakarta. Mereka yang keluar, justru yang selama ini menikmati KJP, KJS, BPKS, dan berbagai layanan yang dikeluaran Pak Ahok dan Pak Djarot selama ia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Kalau bukan 8 langkah di atas, strategi apa lagi yang memungkinkan terealisasinya program ini?

Jika strateginya bukan demikian, lantas apa lagi yang akan dikerjakan oleh Anies Sandi demi terwujudnya rumah murah dengan jumlah yang banyak untuk dinikmati oleh orang-orang berpenghasilan 7 juta ke atas?

Secara administratif, hal ini tentu sulit sekali dilakukan, bahkan oleh orang sekaliber Pak Ahok dan Pak Djarot sekalipun. Gagasan ini malah dikeluarkan oleh orang-orang seperti Anies Sandi yang masih sangat awam di dalam dunia birokrasi dan politik.

Program Rumah Murah Justru Mencekik Orang Ekonomi Ke Bawah!

Dari perkiraan dan analisis saya di atas, tentu kita melihat bahwa ada potensi mencekik dan potensi kesenjangan sosial yang akan terjadi, apabila program rumah murah ini menjadi program unggulan. Bayangkan saja jika hal ini terjadi. Orang marginal akan tersisih dari Jakarta, mereka akan kembali berada di pinggir jalan, tingkat kemiskinan meningkat, kesejahteraan hanya dinikmati oleh orang-orang kelas menengah ke atas. Dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat tidak terfasilitasi.

Berbeda total dengan sistem yang dikerjakan oleh Pak Ahok dan Pak Djarot. Mereka justru menjadi administrator keadilan sosial bagi seluruh rakyat di kota Jakarta dengan berbagai hal yang dikerjakannya selama ini.

Analogi Bom Waktu dan Bom Atom Program Rumah Murah Anies Sandi…

Strategi Anies Sandi sangat mungkin dianalogikan sebagai bom waktu yang suatu saat akan meledak dan tidak akan henti-hentinya meledak. Seperti bom atom yang diledakkan di langit Hiroshima dan Nagasaki, tanda berhentinya roda kehidupan warga miskin Jakarta. Saya suka melihat dari sisi antitesis. Dari penjelasan di atas, program rumah murah besutan Anies Sandi adalah program yang anti-rakyat miskin! Perubahan paradigma justru harus ada, kita harus selamatkan warga miskin Jakarta, justru dengan memilih Ahok Djarot yang selama ini difitnah pro kepada pengembang saja!

Hati-hati di dalam memilih!

Betul kan yang saya katakan?

Untuk membaca buah pemikiran saya yang lainnya, silakan klik link berikut: https://seword.com/author/hans-sebastian/

https://finance.detik.com/properti/d-3462908/begini-penampakan-rumah-seharga-rp-350-juta-di-jakarta?_ga=1.61310124.1880230358.1478751727

0 Response to "“Cerdas”, Program Rumah 350 Juta Anies Sandi Justru Berpotensi “Mencekik” Rakyat Miskin, Begini Simulasinya "

Post a Comment