membusungkan optimisme tinggi menyambut bergulirnya laga pekan ke-29 La Liga di Stadion Santiago Bernabeu, 23 Maret 2014. Ketika itu, Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan dijadwalkan akan melakoni pertandingan bertajuk El Clasico kontra sang rival abadi, Barcelona.
Statistik prestisius nan mentereng menjadi modal utama Real Madrid. Anggapan itu berlatar 31 pertandingan tak terkalahkan di berbagai kompetisi. Hegemoni ini membuat skuat asuhan Carlo Ancelotti digadang bakal meraih hasil manis pada duel tersebut.
Kala itu, superioritas Real Madrid membuat mereka menduduki puncak klasemen sementara dengan 70 poin. Unggul tiga angka dari Atletico Madrid dan empat dari Barcelona yang masing-masing berada di urutan kedua dan ketiga.
Namun, performa Real Madrid sungguh kontras jika dibanding dengan Barcelona. Dari lima pertandingan terakhir di berbagai kompetisi saja, tim Catalan hanya mendapat tiga kemenangan karena takluk pada dua laga sisa.
Catatan itu membuat Real Madrid semakin di atas angin. Apalagi, mereka akan tampil di hadapan sekitar 85.000 pasang mata yang siap memberi dukungan di seluruh sisi Stadion Santiago Bernabeu. Faktor-faktor ini diyakini bakal menjadi cambuk bagi Barcelona.
Namun, nyatanya seluruh hal yang telah dijabarkan tidak membuat Barcelona inferior. Skuat Biru-Merah tampil tanpa beban ketika wasit meniup peluit panjang tanda dimulainya pertandingan.
Situasi berbeda justru terjadi di kubu Real Madrid. Sergio Ramos dan kawan-kawan kelimpungan menahan gelombang serangan Barcelona. Tepat pada menit ketujuh, Lionel Messi memberikan umpan gemilang kepada Andres Iniesta. Gol! Don Andres melepaskan tembakan yang bolanya menghujam deras ke sudut kanan gawang Diego Lopez.
Gol itu membuat Real Madrid tersentak dan langsung mengambil inisiatif menyerang. Publik tuan rumah pun kembali riang setelah tim kesayangannya membalik kedudukan karena dua gol Karim Benzema pada menit ke-20 dan 24'.
Memasuki periode akhir babak pertama, konsentrasi skuat Carlo Ancelotti mengalami penurunan. Barcelona dengan sigap memanfaatkan situasi ini melalui gol yang dicetak Lionel Messi pada menit ke-42.
Setelah turun minum, Real Madrid langsung tancap gas agar bisa meraih kemenangan. Memasuki menit ke-55, seluruh sudut Santiago Bernabeu bergemuruh karena Cristiano Ronaldo berhasil mencetak gol dari titik 12 pas.
Namun, kegembiraan seluruh elemen Real Madrid tak berselang lama. Lionel Messi adalah antagonis di balik rusaknya momen manis tersebut karena sepasang gol yang diceploskan Si Kutu pada menit ke-65 dan 84'.
Pada akhirnya Real Madrid bertekuk lutut di hadapan Barcelona dengan skor 3-4. Rekor 31 laga tanpa terkalahkan pun akhirnya terhenti pada pertandingan ini. Lionel Messi adalah sosok yang menjadi sorotan karena berhasil mencetak hat-trick plus satu assist.
Kekalahan ini seakan menjadi titik balik bagi Real Madrid. Sergio Ramos dan kawan bagai kehabisan bensin karena terus menelan hasil negatif pada pertandingan sisa musim tersebut.
Puncaknya, Real Madrid harus merelakan trofi La Liga yang sebelumnya sudah di depan mata. Hal itu dikarenakan mereka hanya mengakhiri musim di urutan ketiga klasemen sementara, kalah head to head dengan Barcelona dan terpaut tiga angka dari Atletico Madrid yang masing-masing duduk di urutan kedua dan pertama.
0 Response to "Jelang El Clasico: Ketika Si Kutu Mengoyak Hegemoni Real Madrid"
Post a Comment