Konspirasi Oknum ASN Jakarta Memulai Membuat Citra Ahok-Djarot Buruk Di Akhir Masa Jabatannya



Tentu saja Pilkada sudah ada hasilnya, meski belum resmi diumumkan tetapi ada saja berita terbaru mengenai masa peralihan Gubernur petahana ke Gubernur pilihan warga Jakarta yang baru. Di masa-masa krusial ini ternyata digunakan sebagian dari Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk menunjukkan jati dirinya yang selama ini mereka pendam semasa Gubernur aktif sekarang. Kalau dalam masa peralihan saja sudah ada yang menunjukkan perangai sesungguhnya, entah apa yang terjadi dalam masa gubernur yang baru nanti.

Sebenarnya tidak hanya terjadi dari beberapa hari lalu sejak Ahok dinyatakan “kalah” (karena belum ada pengumuman resmi dari KPUD DKI Jakarta, tetapi sejak menjabat Gubernur DKI Jakarta, beberapa ASN juga sering mempertontonkan ketidaksukaan kepada Ahok.

Mungkin pembaca masih ingat mengenai Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi yang dulu pernah “curhatgate” mengenai dirinya yang bersekongkol dengan pengacara dan politikus terkenal Yusril Ihza Mahendra, karena si Rustam Effendi ini belum juga membereskan mengenai pemukiman liar di kolong tol Pluit, Penjaringan, dan juga pemukiman di Luar Batang Jakarta Utara. Jadi ingat dengan si Wanita Emas, Hasnaeni Moein yang dulu pernah menjadikan kolong tol pluit ini jadi bahan kampanyenya, bagi-bagi uang lagi. Kemana ya sekarang si wanita emas ini?

Kemudian si Rustam Effendi ini memilih untuk mundur karena mungkin, mungkin ya ini, karena Rustam Effendi belum bisa memenuhi atau belum bisa ikut ritme kerja Ahok yang cepat, mungkin ini, karena Rustam Effendi sampai saat inipun masih bungkam soal pengunduran dirinya. (sumber 1, sumber 2)

Sebelum menjadi gubernur, atau masih menjabat Wakil Gubernur, Ahok juga sering Sidak untuk menemui aksi kecurangan langsung di instansi terkait, dulu waktu masih akur dengan si Bambang Widjojanto sering Sidak untuk mengetahui langsung kecurangan yang pernah diselidiki oleh KPK di Balai Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) Kedaung Kali Angke, Jakarta Barat. Tetapi ah sudahlah, orangnya juga sudah saling berseberangan, tidak usah dibahas soal ini, tetapi ASN yang bekerja disana. Kalau ada sesuatu yang dipendam pasti ada karena Ahok sudah menghilangkan “mata pencaharian tambahan” mereka kala itu. Entah nanti, apa akan balik ke jaman dahulu? Entahlah.

Sekarang yang lagi panas-panasnya adalah pernyataan seorang di media sosial bagaimana perlakuan ASN yang kurang menyenangkan dan juga mengenai beberapa fasilitas penunjang RPTRA Kalijodo yang kembali semrawut.

Soal ASN yang marah-marah termuat dalam laman berikut .


“Akan tetapi beliau menjelaskan malah menjadi emosi dan menjadi marah seperti dalam video ini, dan membawa daerah asalnya dengan berkata ‘Saya Tidak Takut saya asli Flores'”

“Mau Lapor #Ahok? Saya tidak Takut. Saksi Hidup ada Mami saya disana yang ikut juga.”

“Begini wajah Kelurahan Kelapa Dua Wetan. Bukan pelayanan tapi makian yang didapat.”


Berdasarkan tautan yang tertulis bersama unggahan tersebut kejadian ini terjadi di Jakarta. (sumber)

Penulis sendiri masih agak rancu untuk memberikan pernyataan soal ini, karena dalam video yang beredar di Youtube, penulis sendiri masih belum menemukan kata Ahok, entah karena video ini terpotong sebagian atau bagaimana, sesuai yang ditulis oleh narasumber menyebut. Entahlah, tetapi yang patut digarisbawahi memang adalah bagaimana si ASN bersikap, terlalu cepat marah dan emosi yang membludak hingga sampai hati berkata seperti itu kepada warga, dalam hal ini si narasumber.

Bahkan ada beberapa kolega penulis sendiri menyatakan kalau semua emosi sudah bisa disalurkan, karena di tahun berikutnya Ahok tidak akan lagi mengawasi mereka, entahlah juga sampai berceletuk lagi kalau ini konspirasi ASN yang sudah tidak bisa ditahan lagi untuk membuat coreng di wajah Pemprov di akhir masa jabatan Ahok dan Djarot.


Ada yang lebih parah lagi adalah kejadian di RPTRA Kalijodo, yang kali ini sudah bagus malah menjadi buruk kembali akan hadirnya preman-preman parkir liar, preman-preman PKL liar yang malah menjadikan RPTRA Kalijodo menjadi kumuh kembali seperti dahulu kala. Entah karena memang warga Jakarta ingin berlibur dan memilih RPTRA Kalijodo yang sudah apik dan tertata rapi, jauh dari keadaan sebelumnya yang menjadi tempat prostitusi dan hal negatif lainnya berkembang biak atau sedang ada sedikit kelonggaran untuk bisa asyik masuk berjualan di sana. (sumber, sumber)

Karena tampak beberapa ASN misalnya Satpol PP dan juga petugas Dishub yang enggan untuk menertibkan daerah ini, atau mereka sengaja menghilang dan ingin menikmati liburan juga. Karena seharusnya hal seperti tidak boleh luput dari penjagaan mereka. Disayangkan juga oleh beberapa masyarakat yag merasa dirugikan dengan hilangnya mesin parkir, sehingga mereka akhirnya bayar parkir hingga 2 kali lipat lebih mahal dari seharusnya, entah kalau yang ini akan masuk ke preman yang dibekingi petugas di lapangan atau negara, yang pasti sih ke kantong ya.

Meskipun Ahok dan Djarot sudah dinyatakan “kalah” dalam Pilkada kali ini, mereka masih bertugas hingga bulan Oktober 2017, beberapa oknum ASN sekarang ini sekiranya sadar bahwa mereka masih berada di bawah komando Ahok-Djarot, bukan malah membuat blunder yang mencoreng wajah Pemprov yang menaungi mereka saat ini. Entahlah, siapa yang harus disalahkan dalam kasus ini. Dan akan ada kasus atau peristiwa apa lagi nanti.

0 Response to "Konspirasi Oknum ASN Jakarta Memulai Membuat Citra Ahok-Djarot Buruk Di Akhir Masa Jabatannya"

Post a Comment