Tiga Hal yang Mengikat dan Mempersatukan Jokowi dan Ahok: Kerja, Kerja, dan Kerja!

Setelah satu hari vacuum di dalam menulis, ternyata banyak hal yang terpikirkan di dalam blusukan-blusukan yang dikerjakan oleh Pak Ahok selama beberapa hari ini. Kegiatan selama masa jabatan gubernurnya, digunakan dengan sangat baik oleh Pak Ahok. Boleh saja Pak Anies mengatakan bahwa ketika ia masih ada di Demokrat, Pak Gubernur Jokowi itu pencitraan. Namun sekarang apakah dia berani mengatakan Pak Ahok sedang melakukan pencitraan, padahal ia juga melakukan hal yang sama?


Namun saya akan berfokus kepada tujuan artikel saya saat ini, yaitu kepada apa yang Pak Ahok kerjakan. Beberapa hari ini merupakan hari yang sangat sibuk untuk Pak Ahok. Ia pergi ke pengukuhan kader partai Hanura, dan heboh karena duduk di sebelah Pak Said Aqil, lalu melanjutkan kunjungannya ke lawatan pasukan oranye yang meninggal di dalam menjalankan tugasnya, pergi ke Kalijodo meresmikan RPTRA yang dibangun pada masa pemerintahannya, dan akhirnya diwawancarai oleh Mbak Najwa.

Terlihat di sesi tersebut, wajah Pak Ahok terlihat kelelahan. Banyak yang mengatakan bahwa Pak Ahok ini pesimis, namun mata saya melihat bahwa Pak Ahok hanya kelelahan, dan ada satu tatapan yang seolah-olah mengindikasikan bahwa ia nothing to lose.


Kemarin Pak Ahokpun juga blusukan bersama-sama dengan Pak Presiden Jokowi. Ia dan Pak Dhe bersama-sama melihat progres dan kelanjutan dari proyek Simpang Susun Semanggi. Apa yang dikerjakan juga menuai banyak komentar positif maupun negatif. Apa lagi sih yang haters katakan? Tentu mereka akan mengatakan bahwa Pak Ahok sedang mencari perhatian kepada Pak Jokowi.

Kode-kode Pak Dhe… Lagi lagi…

Sabar dulu, sebelum mengatakan hal tersebut, sebaiknya kita melihat beberapa hal, yaitu siapa mengundang siapa? Lalu apa agenda kerjanya? Mengapa mereka harus bertemu? Pak Dhe menginginkan pada akhir tahun 2017, proyek simpang susun ini harus selesai. MRT juga harus selesai pada tahun 2019. What?


MRT Harus Rampung 2019? Pak Dhe kode lagi nih..

Mega proyek Jakarta MRT, harus selesai 2019? Apa maksudnya Pak Dhe? Saya melihat bahwa Pak Dhe justru sedang memberikan semacam kode yang mengatakan bahwa “Kalau bukan Ahok, seluruhnya pasti lambat!”. Ini menjadi sebuah kemustahilan apabila bukan Ahok yang mengerjakan.

Pak Ahok terkenal sangat disiplin di dalam mengatur jadwalnya, terbukti dari jadwal-jadwal yang dihadirinya, hanya satu atau dua yang sedikit terlambat. Ia tidak menggunakan voojrider untuk membuka jalur, ia tidak melawan arus dan naik ke jalur Busway seperti…. Ah sudahlah, saya selalu terpancing untuk bicarakan Anies. hehehe..

Respon Pak Jokowi

Jadi saya yakin bahwa jika Ahok terus menjadi gubernur periode kedua, ia dapat menyelesaikan proyek MRT pada tahun 2019!


Lihatlah wajah senyum Pak Dhe pada gambar, menandakan ia sangat puas dengan apa yang sudah dikerjakan oleh Pak Ahok selama masa jabatannya. Pak Ahok memandang dengan serius, namun Pak Dhe dan menteri-menterinya puas dengan kinerjanya selama ini. Nikmat apa lagi yang kau dustakan?

Survey Ahok vs Survey….. (ah lagi lagi..)

Menurut survey yang dilakukan, kira-kira 75% warga puas dengan kinerja pemprov. Di satu sisi, menurut Anies (Anies lagi, Anies lagi…) 60% warga ingin gubernur baru. Banyak yang mengatakan bahwa kedua hasil survey ini pasti salah satunya palsu. Namun menurut saya pribadi, kedua survey ini mungkin benar. Masih banyak warga Jakarta yang mencampur aduk antara agama dan politik. Masih banyak warga Jakarta yang terpengaruh oleh kalimat-kalimat penyebar kebencian.

Kesimpulan

Sekarang giliran waktunya untuk manusia menjadi manusia dengan cara yang lebih baik. Jadi, jikalau kamu ingin memulai pertemanan, hindarilah mempertanyakan usia, berat badan, kapan kawin, dan agama. Bertemanlah kepada sesama sebagaimana layaknya seorang manusia. Contohlah Pak Dhe dan Pak Ahok.

Betul kan yang saya katakan?

sumber:seword.com

0 Response to "Tiga Hal yang Mengikat dan Mempersatukan Jokowi dan Ahok: Kerja, Kerja, dan Kerja!"

Post a Comment