"Maaf.. Pendukung Ahok bukan Gagal Move On.. Tulisan Meyliska ini sungguh Menampar..."


Ajang Pilkada telah usai, namun publik tak dipungkiri kalau masih terbagi menjadi dua kubu yaitu pendukung Ahok dan pendukung Anies.

Walau memang pada kenyataannya Anies Baswedan telah memenangkan ajang Pilkada DKI Jakarta dan menjadi Gubernur Periode 2017-2022. Tetapi, masih banyak pendukung Ahok yang tak bisa merelakannya.

Menanggapi hal itu, salah seorang netizen bernama Meyliska Padondan menuliskan opininya di laman Seword yang menjelaskan bahwa pendukung Ahok bukanlah gagal move on.

Ia menjelaskan secara detail kalau sebenarnya para pendukung Anies lah yang tidak menyadari kesalahan mereka karena telah mengabaikan Ahok.

Berikut salinan ItuSalah.com atas tulisan yang dimaksud:

Eheeemmm… Banyak orang yang salah kaprah mengenai move on pasca pilkada DKI. Pendukung nomor 3 menganggap pendukung nomor 2 belum move on karena masih bahas mengenai Ahok melulu dari pagi sampai pagi lagi. Ahai 

Oh, bukan cuma itu saja. Bahkan banyak yang salah kaprah mengenai Ahok. Banyak yang menganggap Ahok itu mengenai identitasnya seperti Cina, Kristen, gubernur DKI dan minoritas. Toeng!

Tapi yang menjadi tanda tanya besar kenapa banyak orang yang sedih dan bahkan menangis, susah makan dan tidur karena Ahok kalah? Sebenarnya Ahok itu bukan tentang identitasnya tapi nilai-nilai baik yang ada pada Ahok dimana nilai-nilai itu diyakini oleh banyak orang. Misalnya, peduli pada sesama, kejujuran, keberanian, ketulusan, ketekunan dan seterusnya. Yang sayang sekali jika nilai-nilai itu tidak bisa dirasakan lagi karena Ahok tidak berkarya lagi.

Meski untuk saya pribadi, tidak mungkin jika Ahok itu tidak akan berkarya lagi. Karena bekerja dan melayani bagi seorang Ahok itu sudah menjadi candu dan gaya hidup. Tapi bagaimana ya? Jika sepak terjang Ahok itu tidak disorot oleh kamera rasanya kurang greget. Tidak dipungkiri, sosok seorang Ahok pastinya sudah banyak mengisi pundi-pundi media.

Iya, jika Ahok tidak disorot kamera meski beliau berkarya itu rasanya hidup ini jadi hambar. Antara ada dan tiada. Bagaikan jomblo yang merasa tidak jomblo. *Eh

Seperti waktu kecil melewatkan satu episode tentang kisah Dragon Ball saja, galaunya sudah minta ampun. Jadi intinya Ahok ini menjadi tontonan seru bagi orang dewasa. Dan merupakan tokoh heroik yang benar-benar ada di dunia nyata yang menyuntikkan energi positif tersendiri setiap melihatnya. Bukan tokoh imajinasi atau khayalan yang sengaja diciptakan. 

Pernah tidak sih kalian menonton sebuah film berseri dengan aksi heroik yang bukan hanya membuat jantung berdegup kencang tapi juga bikin penasaran dan mengharubirukan? Bagaimana rasanya jika filmnya habis? Sedih kan? Rasanya seluruh keseruan hidup harus berakhir sampai di situ saja. Sehingga rasanya ingin putar lagi. Ahhaha.

Tapi tentunya putar ulang filmnya dan berharap ada sambungannya lagi merupakan 2 hal berbeda. Karena jika diputar lagi, ada sensasi yang hilang. Seperti rasa penasaran dan pembelajarannya pun hanya sampai di situ saja. Beda jika misalnya ada lanjutannya lagi.

Maka melihat sepak terjang Ahok itu memang memberikan rasa sensasi tersendiri dan membuat hidup ini lebih bergairah dan optimis. Karena orang yang memiliki nilai-nilai yang sama dengan Ahok meski nilai yang sama itu cuma satu merasa seperti sedang bercermin. Tapi di waktu yang sama juga menoreh harapan.

Jadi maaf ya untuk pendukung nomor 3. Ini tidak ada kaitannya dengan tidak menghargai siapa pun yang menang ketika kami masih terus membahas tentang Ahok. Mohon dipahami bahwa Ahok itu bagi kami bukan sekedar sosok saja tapi juga tentang nilai dan harapan. Inilah bedanya jika mendukung karena nilai-nilainya. Bukan karena sosoknya. Kalah pun tetap saja didukung dan dibuatkan harapan baru. Pendukung sejati gitu lho.

Karena kalau memang pendukung Ahok tidak move on, mungkin akan ada demo berjilid-jilid. Itu baru namanya tidak move on dari kekalahan. Persis seperti mantan yang terus menerus meneror minta balikan. 

Move on itu bukan berarti tidak membahas Ahok lagi. Please, Ahok bagi kami tak tergantikan dan selalu membayangi. Jiiiaaahh. Hahahha. Percayalah, suatu kebohongan besar jika kalian putus dari mantan lalu tiba-tiba amnesia begitu saja. Secuil pun tentang mantan tak diingat lagi. Penting untuk dicatat, sebaik dan seindah bagaimana pun seorang mantan, tapi tetap saja harapan tentang mantan di hari ini tidaklah lagi sama seperti harapan kemarin. Hari ini harapan untuk sang mantan hanyalah sebagai teman, bukan sebagai kekasih lagi.

Tapi maaf, dalam konteks ini, Ahok bukanlah mantan bagi pendukungnya. Yang mantan adalah harapan tentang Ahok. Harapan apa itu? Harapan menjadi gubernur DKI Jakarta.

Move on itu tidak berarti tidak memiliki harapan lagi. Jika misalnya kemarin harapannya yaitu Ahok menang pilkada DKI, maka sekarang harapan itu diganti dengan Ahok berkarya dalam wujud lain. Karena kalau tetap ngotot bahwa pokoknya Ahok harus jadi gubernur DKI, bagaimana pun caranya. Itu baru namanya tidak move on!

Move on itu tidak berarti tidak lagi memetik pembelajaran dari peristiwa kemarin untuk jadi lebih baik lagi ke depan. Pembelajarannya apa? Agar ke depannya jauh lebih cerdas bahwa agama jangan dirusak dan dijadikan alat politik. Edukasi demokrasi masih tetap berjalan bagaimana pun hasilnya.

Kalau kalian belum mengertj juga apa itu move on, coba tanya pada jomblowan dan jomblowati. Para jomblo paling tahu bagaimana terus merawat harapan dan mimpi. Karena sama sekali tidak ada yang salah dengan memiliki harapan dan mimpi. Iya kan, Mblo? 

Pertanyaannya, jika kalian pun sudah merasa menang, mengapa juga masih tetap dzolim kepada yang kalah? Apakah kemenangan itu belum cukup? Mengapa juga malah tidak ikhlas jika yang kalah memiliki harapan baru? Atau jangan-jangan ada rasa takut di balik kemenangan itu? Mari kita tanya pada ilalang yang dangdutan.

Akhir kata, move on itu bukan berarti meninggalkan seorang sosok dan nilai-nilainya. Move on itu mengikhlaskan harapan lama lalu menciptakan harapan baru.

(itusalah/seword)

0 Response to ""Maaf.. Pendukung Ahok bukan Gagal Move On.. Tulisan Meyliska ini sungguh Menampar...""

Post a Comment