"Sering lakukan ini... Pantaskah Habib Rizieq dipanggil Ulama? Begini Penjelasan Menampar Gus Mus..."


Ulama yang berasal dari Rembang yaitu Kh Mustofa atau yang biasa disapa Gus Mus memberikan komentar keras tentang banyaknya ustaz atau bahkan ulama yang mendadak diberikan kepada seseorang.

Ia menegaskan bahwa sebagai seorang manusia yang diberikan gelar "Ulama" sesungguhnya harus bisa mencerminkan perilaku yang baik serta saleh.

Kriteria seorang Ulama

Gus Mus menyatakan kalau siapapun yang dipanggil sebagai ulama harusnya bisa menunjukkan kesalehan pribadinya. Sebagai ulama yang baik tentu memiliki ukuran nilai kepantasan.

"Ulama kok sobo (main) pendopo itu apa, apa mau ikut tender? Ulama kok mimpin demo. Ini aneh sekali," terang Gus Mus disalin ItuSalah.com saat menjadi tamu di acara "Anti Hoax" di Semarang.

Walau Gus Mus tidak menyebutkan nama, namun sepertinya publik telah mengetahui bahwa Habib Rizieq Shihab merupakan salah satu tokoh agama yang tak jarang memimpin aksi demonstrasi. 

"Jadi ada kepantasan laki-laki itu apa, bupati itu apa. Dari nurani saja sudah cukup, cukup gak (mereka yang demo) dipanggil kiai," sambung lelaki yang pernah menjabat sebagai Rais AM PBNU ini.

Gus Mus turut melanjutkan bahwa ukuran tentang kepantasan seseorang untuk disebut sebagai ulama sangatlah penting karena masyarakat tak mengetahui bagaiman mental seseorang yang sebenarnya.

Ulama dan Umara

Orang yang merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Tholibin Leteh Rembang ini juga turut mengomentari soal relasi antara ulama dan umara (pemerintah).

Menurutnya, terdapat perbedaan yang tentu akan menjadi masalah kalau ulama dan umara ini selalu dikait-kaitkan satu sama lainnya.

Ada hal yang menurut ulama baik, namun jika diteruskan kepada pemerintah, belum tentu baik karena terdapat sesuatu hal yang tidak sesuai. 


Masih menurut Gus Mus, apabila konsep kesalehan yang diberikan untuk para ulama maka seorang polisi tentu tak bisa mendapatkan porsi kesalehan.

"Kesalehan pejabat, ulama, itu beda-beda. Kalau gubernur beritikaf di masjid sampai Dzuhur, tiap malam datangi pengajian, itu buruk sekali. Itu bukan saleh," ungkapnya.

Bagi-bagi Tugas

Oleh karena itulah, Gus Mus mewanti-wanti supaya tugas dari pemerintah dan ulama tak dijadikan tumpang tindih satu sama lainnya. Pembagian tugas sangatlah perlu dilakukan agar bisa mengeluarkan hasil yang baik.

"Di era orde baru, ada istilah ulama dan umara. Kalau ulama baik, umara baik itu baik, tapi kalau baik-baikan itu rusak. Tentu baik-baikan dalam artian yang buruk," tukasnya.

"Ulama misalnya diajak mencarikan dalil. Ayatnya pasti itu-itu saja, dulu dicari ayat revolusi pada zaman Pak Karno, lalu ayat pembangunan zaman Pak Harto. Padahal ayat tidak bicara revolusi, tapi pembangunan manusia secara utuh," sambungnya. 

(itusalah/kompas)

0 Response to ""Sering lakukan ini... Pantaskah Habib Rizieq dipanggil Ulama? Begini Penjelasan Menampar Gus Mus...""

Post a Comment