Lippo Bantah Dukung Program DP 0 Persen, Rumah Murah Ujung-Ujungnya RUSUN lagi


Awalnya saya terpukau. Saya melihat program rumah murah Anies-Sandi dengan DP 0 persen atau rupiah (apalah itu) akan terealisasi lebih awal. Pasalnya, belum lama setelah didaulat menang versi perhitungan cepat, Direktur Lippo Group, John Riady berencana akan mewujudkan program DP rumah nol persen.

Para pendukung sang pemenang pun tepuk tangan sambil koprol saking gembiranya, junjungan mereka akan menepati janjinya. Setelah dikritik habis-habisan oleh Ahokers, dimana mereka cuma bisa cemberut karena tak bisa menjawab kritikan tersebut, kini mereka punya semacam argumen untuk menyerang balik Ahokers.

“Tuh, rumah murah Anies-Sandi bakal dibangun, harga 350 juta. Ahokers milih enggak, nagihnya rajin. Situ waras?” begitulah kira-kira serangan balik mereka yang membuat saya jadi bertanya-tanya, beneran ini ada yang mau eksekusi program gila itu?

John Riady katakan bahwa Lippo siap bekerja sama dengan pemerintah untuk wujudkan program rumah murah tanpa DP tersebut. Cuma katanya, bentuknya seperti apa belum diketahui.

Meski bentuk kerjasamanya belum jelas seperti apa, tentu hal ini membawa angin segar di tengah keraguan publik, apakah rumah tanpa DP ini bisa terealisasi. Masalahnya, saat kampanye dulu, Anies-Sandi tidak sekali dua kali mengubah konsep rumah murahnya. Dengan adanya pernyataan dari Direktur Lippo ini, keraguan itu perlahan sirna.

Sayangnya, ide dari Direktur Lippo Group tersebut harus menguap dengan cepatnya. Padahal, ide tersebut merupakan harapan besar warga Jakarta. Itulah alasan mereka pilih Anies-Sandi karena memang mustahil golongan menengah ke bawah bisa punya rumah di Jakarta.

Direktur Komunikasi PT Lippo Karawaci Tbk, Danang Kemayan Jati mengungkapkan, dukungan Lippo terhadap program DP 0 persen dan rumah seharga 350 juta adalah hoax belaka.

Ia menegaskan kembali, “Lippo tidak ada rencana atau pun ingin melakukan itu. acara yang dikutip di media sosial adalah acara ekonomi. Dalam acara tersebut, yang coba disampaikan John adalah Lippo mengharapkan kemajuan ekonomi.”

Ternyata, yang ingin disampaikan John Riady adalah ia berharap dapat berperan dalam membantu warga tak mampu untuk memiliki hunian. Bentuknya bakal seperti “affordable housing” dan “mass housing” seperti di banyak negara. Ide tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan rumor yang beredar bahwa Lippo bakal menjadi pengembang pertama untuk program rumah murahnya Anies-Sandi.


Tentu klarifikasi dari otoritas Lippo Group ini membuat pemirsa kecewa. Entah, mengapa bisa ada perbedaan persepsi antara John Riady dengan pemegang otoritas lainnya? Padahal, apa yang disampaikan John sudah sangat gamblang, Lippo bakal menjadi mitra Pemprov DKI untuk wujudkan rumah murah. Tapi, belakangan malah hal itu dikatakan hoax, sebab konteks pernyataan John bukan seperti rumor yang berkembang.

Pada akhirnya, Anies-Sandi bakal mengeksekusi konsep rumah murah saat mereka kampanye dulu. Pertama, DP 0 rupiah. Kedua, rumahnya akan berbentuk rusun, bukan rumah tapak. Ketiga, Pemprov hanya mengurus masalah pembiayaan, tidak ada bangun-membangun. Keempat, bagi yang gak mampu bayar cicilan, rusunnya bisa dikontrakkan. Terakhir, biaya ngontraknya akan dinaikkan sekitar 150 ribu dari harga saat Ahok menjabat.

Saya tidak bisa membayangkan kalau program tersebut akan kembali pada wujud aslinya pada kelima poin di atas. Apa yang bisa dibanggakan kalau begitu?

Lalu. Apakah rusun-rusun yang Ahok bangun dengan biaya dari kompensasi Kenaikan Luas Bangunan (KLB) akan diperjual-belikan? Tentu, Ahok akan membuat sebuah sistem yang akan melindungi rusun-rusun tersebut dari praktik jual-beli. Meski, dalam pengawasannya tidak seketat sekarang ini nantinya.

Saya pun tak mau pusing-pusing memikirkan akan seperti apa rumah murah tanpa DPnya Anies-Sandi. Itu urusan mereka. Warga Jakarta cuma bisa menunggu dan terus menagih program yang katanya bisa memberikan fasilitas hunian murah untuk jutaan golongan milenial yang hidupnya masih nomaden.

Saya cuma hendak menerjemahkan, Lippo juga tahu bahwa konsep rumah murah Anies-Sandi ini beresiko menabrak aturan. Bank Indonesia sudah kasih peringatan soal rumah tanpa DP ini.

Lalu, saya merasa heran. Saat Pilkada DKI ini dimulai. Nama James Riady disebut-sebut sebagai sosok taipan dibelakang Ahok. Padahal, kisruh antara Ahok dengan Lippo Group sudah terjadi sejak 2014. Dan saat Anies-Sandi menang, sang taipan yang digadang-gadang ada di belakang Ahok menampakkan dirinya.

Ini seperti maling teriak maling. Bilang “jangankan jadi pemimpin (arti auliya), jadi teman dekat saja tidak boleh”, eh ternyata Hary Tanoe terlihat akrab sekali dengan koalisi dakwah. Saat Anies-Sandi menang, terlihat para taipan keluar dari sarangnya untuk merayakan kemenangan.

0 Response to "Lippo Bantah Dukung Program DP 0 Persen, Rumah Murah Ujung-Ujungnya RUSUN lagi"

Post a Comment